RUKUN ISLAM
Rukun Islam, Beserta Penjelasannya
Rukun Islam berasal dari Bahasa Arab أركان الإسلام atau Arkan al-Islam. Rukun islam berasal dari dua kata yaitu “Rukun” dan “Islam. Kata rukun sendiri merupakan kata yang digunakan oleh para ulama untuk menyebutkan sesuatu yang menjadi tiang sandaran atau tiang bangunan. Para ulama juga menyepakati bahwa rukun ini ada lima berdasarkan sudut-sudut tiang yang ada di dalam ka’bah yang berjumlah lima. Rukun juga diartikan sebagai keadaan berdampingan, berdekatan, bersanding, atau menyatu dengan bagian lain.
Sedangkan, makna kata islam berarti berserah diri untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian. Jadi, jika ditarik kesimpulan arti dua kata tersebut, Rukun Islam ialah sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan berserah diri untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian yang sifatnya saling berhubungan satu sama lain. Rukun Islam juga dapat diartikan sebagai lima tindakan dasar dalam islam yang menjadi syarat untuk menjadi muslim yang sempurna.
Kelima tindakan ini ialah mengucapkan dua kalimat syahadat, melaksanakan salat, membayar zakat, melaksanakan puasa, dan menunaikan haji bagi yang mampu. Kesemua rukun-rukun itu terdapat pada hadist jibril.
عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال : سمعت النبي صلَّى الله عليه وسلَّم يقول : بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ .رواه البخاري و مسلم .
Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
‘Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan’”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Di antara metode mengajar yang biasa dipraktekkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ialah membuat perumpamaan untuk sesuatu yang apstrak dengan perkara yang dapat dicerna oleh panca indra. Salah satu prakteknya terdapat dalam hadits yang tengah kita selami. Di sini beliau ﷺ mengumpamakan rukun-rukun Islam dengan pondasi bangunan yang menjadi penopang bangunan di atasnya. Muhammad bin Nashr Al-Marwazi dalam Kitab Ash-Shalah meriwayatkan hadits di atas dengan redaksi berikut, “Islam dibangun berdasarkan lima penopang…”, sebagaimana diketahui bersama, bahwa sebuah bangunan yang kokoh bermula dari pondasi kokoh yang menopang bangunan di atasnya. Semakin kokoh pondasi tersebut, bangunan pun akan semakin kokoh dan kuat pula. Sebaliknya, manakala pondasinya tidak sempurna, maka yang akan terjadi justru robohnya bangunan itu, cepat atau lambat.
Rukun-rukun Islam juga bisa diumpamakan dengan akar pohon. Ketika akar sebuah pohon mengakar kuat dan dalam ke bumi, dapatlah dijamin bagaimana kokohnya pohon yang menjulang ke atas meski sangat tinggi. Berbeda ceritanya jika akarnya tidak mengakar dalam, walaupun pohonnya tidak begitu tinggi namun jika akarnya saja tidak kokoh, tentu pohon tersebut akan mudah roboh diterjang oleh angin.
RUKUN ISLAM PERTAMA, SYAHADAT
Syahadat sendiri memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati, lalu mengamalkannya melalui perbuatan. Jika umat muslim mengucapkannya tanpa tahu makna serta tidak mengamalkannya maka ia tidak akan mendapatkan manfaatnya sama sekali.
Bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Makna “La ilaha Illallah”
Secara Harfiah, arti kata La ilaha Illallah ialah “Tiada Tuhan Selain Allah”, tidak ada yang berhak diibadahi secara haq di bumi maupun di langit melainkan Allah semata. Dialah ilah yang haq sedang ilah (sesembahan) selain-Nya adalah batil. Sedang Ilah maknanya ma’bud (yang diibadahi).
RUKUN ISLAM KEDUA, SHOLAT
Sholat merupakan Rukun Islam yang kedua, yang merupakan tiang agama. Seorang muslim wajib menjaga sholatnya setelah dia menginjak usia baligh (dewasa) hingga mati. Shalat lima waktu dalam sehari semalam untuk menjadi sarana interaksi antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa Kepada-Nya. Sholat juga menjadi sarana pencegah bagi umat muslim dari perbuatan keji dan munkar sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa dan raga yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.
Allah mensyariatkan dalam shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk shalat. Maka seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis seperti air kecil dan besar dalam rangka menyucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis batin.
”Sesungguhnya Shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (An Nisa: 103)“
PUASA
Puasa terbagi menjadi 2, yaitu puasa wajib dan juga puasa sunnah. Puasa wajib dilakukan pada Bulan kesembilan Hijriyah, yaitu Ramadhan.
Puasa artinya menahan diri dari segala nafsu baik itu nafsu makan, minum, amarah, serta jima’ (mendatangi istri) dari shubuh atau terbitnya matahari hingga maghrib atau tenggelamnya matahari dengan niat menghendaki ridho Allah swt. Dan beribadah Kepada-Nya.
Salah satu manfaat penting lainnya dari berpuasa menurut sudut kesehatan, ekonomi, social amat sangatlah banyak. Tidak ada yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.
ZAKAT
Allah swt. Telah memerintahkan kepada barangsiapa diantara mereka yang memiliki harta dan telah mencapai nisabnya agar mengeluarkan zakat hartanya tiap tahun. Ia berikan kepada mereka yang berhak menerima zakat, baik dari kalangan fakir maupun mustahik-musahik lainnya yang berhak menerimanya.
Diantara manfaat mengeluarkan zakat ialah menghibur jiwa orang-orang fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara mereka dan orang kaya.
HAJI
Rukun Islam yang terakhir alias yang kelima adalah Haji atau ziarah ke Baitullah Mekkah sekali seumur hidup. Adapun lebihnya maka merupakan sunnah. Ibadah haji juga merupakan bentuk Ibadah kepada Aallah Ta’ala dengan ruh, badan, serta harta.
Ketika Ibadah haji, umat muslim dari segala penjuru akan bertemu dan berkumpul di satu tempat dengan mengenakan pakaian yang sama dan menyembah satu robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan-perbedaan baik itu perbedaan antara atasan-bawahan, kaya-miskin, kulit putih-kulit hitam.
Mereka sama-sama mengingat pada hari Allah membangkitkan mereka semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk diadakan hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan untuk kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.
Komentar
Posting Komentar