SYARAT AQIQAH ANAK PEREMPUAN

Aqiqah merupakan ibadah yang syarat dengan Tauhid. Karena sesembelihan hanya diperuntukkan kepada Allah Ta’ala. Membangun generasi yang islami bisa diawali dengan menanamkan nilai – nilai tauhid uluhiyyah kepada sang buah hati. Sembelihan yang diperuntukkan kepada Allah ta’ala, ini merupakan bentuk ibadah yang berhubungan dengan uluhiyyah.



PENGERTIAN AQIQAH

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya “Tuhfatul Maudud” hal.25-26, mengatakan bahwa : Imam Jauhari berkata : Aqiqoh ialah “Menyembelih hewan pada hari ketujuhnya dan mencukur rambutnya.” Selanjutnya Ibnu Qayyim rahimahullah berkata :

“Dari penjelasan ini jelaslah bahwa Aqiqoh itu disebut demikian karena mengandung dua unsur diatas dan ini lebih utama.”

Imam Ahmad rahimahullah dan jumhur ulama berpendapat bahwa apabila ditinjau dari segi syar’i maka yang dimaksud dengan Aqiqah adalah maknaberkurban atau menyembelih (An-Nasikah).

Binatang yang sah menjadi aqiqah sama dengan keaddan binatang yang sah untuk qurban, macamnya, umurnya, dan jangan bercacat.
Dalam Aqiqah bagi anak laki-laki dengan dua ekorkambing dan bagi wanita dengan seekor kambing

SYARAT MELAKSANAKAN AQIQAH


  • Dari sudut umur binatang Aqiqah & korban sama sahaja.
  • Sembelihan aqiqah dipotong mengikut sendinya dengan tidak memecahkan tulang sesuai dengan tujuan aqiqah itu sebagai “Fida”(mempertalikan ikatan diri anak dengan Allah swt).
  • Sunat dimasak dan dibagi atau dijamu fakir dan miskin, ahli keluarga, tetangga dan saudara. Berbeda dengan daging qurban, sunat dibagikan daging yang belum dimasak.
  • Anak lelaki disunatkan aqiqah dengan dua ekor kambing dan seekor untuk anak perempuan kerana mengikut sunnah Rasulullah


HIKMAH AQIQAH

  • Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alahi wa sallam dalam meneladani Nabiyyullah Ibrahim alaihissalam tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail alaihissalam.
  • Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadits, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya.”. Sehingga Anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu Al Qayyim Al Jauziyah “bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh aqiqahnya”.
  • Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: “Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya)”.
  • Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan lahirnya sang anak.
  • Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari’at Islam & bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.

 

MENCUKUR RAMBUT BAYI

Memotong rambut adalah bagian dari jalan suci bagi bayi untuk menikmati fasilitas kehidupan saat ia lahir ke dunia.  Bagian dari permulaan proses setelah ia lahir, dimandikan, menikmati colostrum, dan dibawa pulang oleh orang tua ke rumah masing-masing. 



Dalam adat masyarakat Jawa, memotong rambut bayi masih dipertahankan satu jalur dengan perintah agama (akulturasi), meskipun terkadang dalam hitungan hari pelaksanaannya berbeda. Biasanya acara potong rambut dilakukan pada hari ke-3, ke-5, ke-7 atau ke-36 (selapanan) kelahiran bayi dan dibarengi dengan pemberian nama,  serta aqiqah (menyembelih satu ekor kambing jantan untuk perempuan dan dua ekor kambing jantan untuk laki-laki).

Bagi masyarakat Muslim, pemotongan rambut bayi merupakan satu rangkaian penting (sunnah yang menyertai dalam prosesi aqiqah) sejak bayi dilahirkan. Diawali dengan menyembelih kambing, dan dimasak dengan berbagai varian rasa. Selanjutnya mengundang tetangga untuk hadir membuat semacam kenduri yang dimpimpin oleh tokoh agama setempat. Pada inti acara dibacakan beberapa bait kitab al-barjanzi, lalu semua orang berdiri untuk membaca sholawat bersama.

Saat prosesi dimulai, bayi digendong oleh ayah atau kakek, ayah bayi, atau saudara yang  lain, dibawa kekerumunan tamu undangan yang melantunkan sholawat, lalu disodorkan kepala bayi untuk memotong rambut bayi menggunakan gunting kecil dan tajam atau sekedar mengusapnya.

Cara memotongnya pun hanya sebagai simbol, cukup satu dua helai rambut dan djmasukkan dalam sebuah wadah kecil yang disediakan. Setelah selesai,  pemuka agama menyudahi dengan doa dan menikmati makan bersama. Beberapa anggota masyarakat juga mengisi acara dengan tausiah sebelum menikmati menu masakan aqiqah/kenduri.

Pagi hari, setelah matahari terbit, sebelum dimandikan, rambut kepala bayi dipotong menggunakan gunting atau alat kerokan rambut yang tajam. Boleh meminta kepada dukun bayi, atau keluarga sendiri yang mampu melakukannya. Pada bagian ini diharapkan hati-hati saat mencukur, karena ditakutkan kulit kepala bayi rentan terluka oleh pisau cukur. Rambut bayi dikumpulkan dalam sebuah wadah, dan ditimbang, kemudian berat timbangan rambut disamakan dengan harga emas atau perak yang nantinya untuk disedekahkan.

Setelah ditimbang rambut bayi tidak boleh  dibuang,  melainkan  ditaruh di atas kubur ari-ari yang biasanya ada di depan rumah,  sebelah kiri untuk bayi perempuan,  dan sebelah kanan untuk bayi laki-laki. Setelah itu bayi akan tumbuh dengan penuh kemerdekaan.  Memiliki nama,  sudah potong rambut, dan tinggal menunggu prosesi tahap selanjutnya.

Saat ini ritual memotong rambut kepala bayi sudah banyak ditinggalkan, bisa sebab orang tua tidak faham,  atau orang  tua tidak punya kemampuan  biaya untuk melaksanakan. Sehingga acara potong rambut kepala bayi hanya dilakukan sebagai kebuah kebiasaan,  berdasar kepercayaan bahwa bayi yang tidak  pernah dipotong rambutnya akan membawa banyak petaka dan mudah sakit. Sehingga saat syukuran kelahiran bayi, hanya membagikan kenduri kepada tetangga kiri kanan dengan melampirkan nama bayi. Tentunya tiap daerah memiliki cara yang berbeda dengan tradisi memotong rambut bayi.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AQIQAH CIMAHI MURAH

Resep Soto Ayam Lamongan

AQIQAH CIBITUNG SUKABUMI | NURUL HAYAT AQIQAH